Logo Patembayan Jawadipa

Written by 2:50 pm Sejarah Views: 152

10 NOVEMBER ADALAH HARI KERAMAT

10 NOVEMBER ADALAH HARI KERAMAT

Ilustrasi Pinterest.

Tahukah kita bahwasanya pada 10 November di Jawa pernah terjadi dua peristiwa besar yang kejadiannya hampir mirip-mirip.

Pertama, pada 10 November 1293, Majapahit berdiri di Tarik, sekarang masuk wilayah Sidoarjo. Tarik sendiri sebenarnya membentang dari wilayah barat Mojokerto sampai timur Sidoarjo. Berdirinya Majapahit ini terjadi setelah orang Jawa berhasil menghancurkan armada Tentara Tiongkok Dinasti Yuan yang dikenal sebagai orang Tatar dalam naskah-naskah kuno Jawa atau sekarang populer disebut Mongol.

Kekaisaran Tiongkok Yuan atau Dinasti Mongol adalah kekaisaran dunia. Kekuasannya membentang dari Samudra Pasifik di timur hingga Sungai Donau dan pesisir Teluk Persia di barat, artinya hampir 1/3 dunia dikuasai Kekaisaran Mongol. Bahkan Kekhalifahan Abbasiyah yang berpusat di Baghdad, sebagai Kekhalifahan adidaya, kiblat semua kesultanan Islam di seluruh dunia, digulung habis oleh pasukan Mongol pada 1258 Masehi. Kekhalifahan Abbasiyah tunduk kepada Mongol.

Ketika Kekhalifahan Abbasiyah jatuh, di Jawa memerintah Prabhu Kertanegara, memerintah pada 1268-1292 M. Kabar itu sampai ke Jawa, sampai ke Prabhu Kertanegara yang waktu itu ibukota Jawa ada di Singhasari (Singosari, Malang, Jawa Timur). Jawa sejak jaman Medhang adalah negara terkuat di Nusantara. Armada lautnya besar-besar. Jung-jung tempurnya sebesar benteng berjalan. Sudah wira-wiri berpatroli di lautan Nusantara sampai ke Laut China Selatan. Bahkan Kamboja, Vietnam, Champa, Philiphina ada dibawah pengaruh Jawa pada waktu Medhang. Dinasti Medhang ini yang membangun candi-candi besar di Jawa Tengah yang masih bisa kita lihat sampai hari ini, yaitu Borobudur, Prambanan dan masih banyak lagi. Catatan dari Tiongkok yang masih tersimpan rapi sebagai bukti valid kebesaran Jawa pada waktu Medhang.

Armada Jawa ini masih kuat dan berkesinambungan walau ibukota berpindah ke Jawa Timur, yang dikenal sebagai Keraton Tumapel atau Keraton Singhasari.

Mendengar Mongol bergerak ke segenap penjuru dunia, Prabhu Kertanegara bersiap dengan segala kemungkinan, karena nantinya giliran Nusantara yang diincar.

Dan benar, pada 1289, datang utusan dari Kekaisaran Mongol ke Jawa. Mengapa Jawa? Artinya Jawa adalah penguasa Nusantara, kekuatan terbesar di Nusantara. Sehingga jika Jawa ditaklukkan, maka Nusantara akan takluk dengan sendirinya. Ini saja sudah bisa menjawab dan sebagai bukti, bahwa Jawa memang diperhitungkan, bahkan oleh Mongol.

Utusan bernama Meng-Shi. Dia diterima dengan baik. Namun begitu Meng-Shi menyerahkan surat dari Kaisar Kubhilai Khan yang menuntut Jawa harus tunduk kepada Mongol tanpa syarat, maka keesokan harinya utusan dipanggil dan diberi jawaban oleh Prabhu Kertanegara :

Telinga Meng-Shi dipotong, diberi surat balasan yang berisi : TANTANGAN PERANG ORANG JAWA KEPADA MONGOL! (Dari sini terlihat, watak arek-arek Malang memang nekat dan ngawur sejak dari leluhurnya. Hihi…)

Padahal seorang utusan tidak boleh dilukai atau diganggu. Dia harus dijamin keselamatan dan keamanannya. Walaupun itu utusan yang membawa pesan perang. Mungkin Meng-Shi kemlinthi. Sehingga membuat orang Jawa geregetan. Seperti film 300, Raja Sparta yang membunuh utusan Persia, sambil berteriak : This is Sparta!

Sama halnya di Jawa, Prabhu Kertanegara marah kepada utusan Mongol sambil berteriak : IKI JOWO, COK! BAJINGAN! (Hihi)

Apa Prabhu Kertanegara tidak paham Mongol negara super power waktu itu? Paham. Tapi Jawa tidak gentar!

Dan pada 1293, datang pasukan Mongol sebanyak 30.000 tentara menuju Jawa. Berdasarkan naskah Yuan Shi (Sejarah Dinasti Yuan), 20.000–30.000 prajurit dikumpulkan dari Fujian, Jiangxi dan Huguang di Tiongkok selatan, serta menunjuk Komandan Sayap Kanan dan Sayap Kiri serta empat Komandan Sepuluh Ribu, juga dengan 500-1.000 kapal dan melengkapinya dengan perbekalan untuk satu tahun bersama biaya 40.000 batang perak, 10 lencana Harimau, 40 batang emas, 100 lencana perak, 100 gulungan sutra, yang akan diberikan sebagai penghargaan bagi siapapun prajurit yang berjasa dalam perang. Pemimpinnya adalah Panglima Shi-bi, orang Mongol, Panglima Ike Mese, orang Uyghur yang berpengalaman dalam pelayaran ke luar negeri, dan Panglima Gaoxing, orang Tiongkok.

Sebelum keberangkatan ke Jawa, seluruh pasukan mendengarkan pidato dari Kaisar Kubilai Khan sebagai pemimpin komandan tertinggi dan mendapat penjelasan bahwa mereka diperintah menyerbu Jawa karena penghinaan utusan khususnya terdahulu, Meng-Shi, yang dipotong telinganya oleh Raja Jawa yakni Ka-ta-ma-ka-la, merupakan ejaan Tiongkok untuk Kertanegara.

Dan hasil akhir peperangan, Mongol dihancurkan dengan taktik dan kekuatan militer Jawa. Penelitian modern oleh Nugroho memperkirakan 60% tentara Mongol terbunuh (total 12.000–18.000 orang terbunuh), dengan jumlah orang yang ditawan tidak diketahui dan sejumlah kapal hancur dan ditangkap.

Bahkan dalam catatan seorang Panglima Mongol yang selamat, dia mundur dari Tarik ke Tuban, menuju pelabuhan. Sepanjang perjalanan pasukan Jawa dengan beringas melakukan pembantaian habis-habisan kepada pasukan Mongol. Sepanjang jalan, mayat-mayat prajurit Mongol bergelimpangan. Ini belum lagi pertempuran sepanjang Kali Mas sampai ke Ujung Galuh (Tanjung Perak, Surabaya sekarang).

Mongol dipermalukan di Jawa!

Dan tepat tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 saka atau 10 November 1293 Masehi, Majapahit berdiri.

Leluhur kami bukan kaleng-kaleng. Pernah mencetak prestasi memukul mundur pasukan adidaya dunia. Jawa jangan diremehkan. Kalem tampilannya, tidak pernah petentang petenteng koar-koar, tapi kalau sudah marah, bisa berubah menjadi Banteng Ketaton.

Dan 652 tahun kemudian, kembali di wilayah yang sama, di Surabaya, pada 10 November 1945, lasykar-lasykar Jawa mempermalukan pasukan Inggris sebagai pemenang Perang Dunia II.

Jadi, kalian pendatang, berbaik-baiklah. Jangan buat marah orang Jawa, dan jangan menghina-hina Kyai Jawa. Mahal harganya. Kami punya darah pejuang yang sudah teruji berabad-abad.

Dirgahayu NKRI ke-79 tahun!

Ki Ajar Jawadipa.
12 Agustus 2024

Visited 152 times, 1 visit(s) today
Share