Hindhu Bali itu bukan Hindhu India. Tapi ajaran asli leluhur Nusantara. Datang dari Jawa. Dibawa ke Bali menjadi agama Tirtha.
Karena regulasi pemerintah NKRI yang menetapkan agama yang diakui di Indonesia adalah Islam, Katolik, Kristen, Hindhu, Buddha dan Konghucu, maka agama lokal yang tidak masuk dalam keenam agama diatas, tidak akan diakui sebagai agama oleh pemerintah.
Maka agama Tirtha pun akhirnya mengalah untuk masuk ke dalam Hindhu.
Pada 1958, umat agama Tirtha mengajukan petisi untuk membentuk seksi Hindhu-Bali di Departemen Agama.
Pada 1959, pemerintah membentuk Bagian Urusan Hindhu Bali di Departemen Agama.
Pada 1964, diadakan Mahasabha Hindhu Bali yang menetapkan Parisada Hindu Bali.
Parisada Hindu Bali kemudian berganti nama menjadi Parisada Hindhu Dharma Indonesia.
Hindhu Bali diakui sebagai salah satu agama resmi di Indonesia pada tahun 1959.
Mengapa dikatakan agama Hindhu Bali adalah agama asli Nusantara? Bukankan nama-nama dewanya serupa dengan dewa-dewa Hindhu India?
1. Agama Tirtha tidak mengenal Brahma, Wishnu, Syiwa sebagai Tuhan. Ketiganya dianggap sebagai dewata. Tuhan disebut Sanghyang Widhi, Sanghyang Acintya, Sanghyang Embang, Sanghyang Taya, dsb. Yang kedudukanya lebih tinggi dari Brahma, Wishnu, Syiwa. Masih tercatat dalam naskah-naskah rontal berbahasa Kawi.
2. Agama Tirtha memiliki sistem ritual sendiri yang berdasar Sasi (Bulan), Wewaran (Hari) dan Wuku. Yang tidak dikenal pada Hindhu India.
3. Disinyalir nama-nama asli dewata agama Tirtha sudah dikonversi dengan nama2 dewa Hindhu India pada masa-masa masuknya agama Hindhu Syiwa ke Nusantara.
4. Mantra-mantra agama Tirtha lebih didominasi mantra-mantra Jawa Kawi.
5. Ada dugaan kuat, sebenarnya ajaran Weda, sumber dari Hindhu India berasal dari Nusantara Purba.
Masa-masa masuknya ajaran Hindhu Syiwa memberikan warna baru pada agama Tirtha walau ritual-ritual asli agama Tirtha masih lestari hingga sekarang. Seperti Melasti, Galungan, Pager Wesi, Tumpak Landhep, Tumpak Wayang, Nyepi, dll. Semakin berwarna dengan masuknya ajaran Buddha Tantrayana.
Percampuran ajaran agama Tirtha dengan agama Hindhu Syiwa dan Buddha Tantrayana ini menciptakan apa yang disebut Syiwa Buddha. Dengan ciri khas lokal, yang hampir 80% berbeda dengan Hindhu India.
Ki Damar Shashangka.
27 Maret 2025.