Logo Patembayan Jawadipa

Written by 4:30 pm Sejarah Views: 115

Kalender Jawa

Dok. Progress PJD.

Kalender Jawa Asli itu belum benar-benar diketahui. Ada beberapa rujukan terkait kalender Jawa Asli. Namun rujukan tersebut hanya sepotong-potong. Kadang hanya sekedar tutur tinular, dari mulut ke mulut. Yang keabsahannya belum bisa dibuktikan. Dimana satu dengan yang lain bisa saling bertentangan, tidak sinkron. Jadi terlalu dini dan gegabah jika ada yang mengaku memakai kalender Jawa Asli. Lebih gegabah lagi jika merasa paling benar kemudian menyalah-nyalahkan yang lain. Karena pengakuan semacam itu hanya sekedar klaim sepihak saja, yang masih butuh pembuktian lebih lanjut.

Namun demikian, masih bisa kita temukan eksistensi kalender Jawa Asli yang sudah bercampur dengan kalender Syaka India. Percampuran kalender Jawa Asli dengan kalender Syaka India, menjadi kalender Syaka Jawa. Sebuah kalender yang dipergunakan masyarakat Jawa Kuno semenjak masuknya pengaruh Hindhu Buddha sampai pada masa Majapahit akhir, abad-15. Bahkan pada masa Kesultanan Demak sampai Kesultanan Pajang dan awal Keraton Mataram Islam, Syaka Jawa masih dipergunakan bersama dengan kalender Hijriyah Islam. Jadi pada masa transisi ini, negara mempergunakan dua kalender sekaligus. Syaka Jawa dan Hijriyah.

Baru pada masa pemerintahan Susuhunan Adiprabhu Anyakrakusuma atau Sultan Agung (1613-1645 M), raja Mataram Islam yang ke-3, kelender Syaka Jawa digabung dengan kalender Hijriyah Islam sehingga lahir menjadi kalender Kêjawen (Jawa Islam) yang baru kita peringati tadi malam. Tahun pertama kalender Kêjawen meneruskan tahun Syaka Jawa 1555. Sehingga tahun pertama kalender Kêjawen langsung memakai angka 1555. Perhitungan diubah, yang semula mempergunakan perhitungan matahari, diubah mempergunakan perhitungan rembulan. Sekarang, kalender Syaka Jawa baru menginjak tahun 1944 Syaka Jawa. Adapun kalender Kêjawen sudah memasuki tahun 1959 Dal Jawa. Lebih cepat kalender Kêjawen karena mempergunakan perhitungan rembulan.

Lantas bagaimana dengan Patêmbayan Jawadipa menyikapi hal ini? Patêmbayan Jawadipa masih terus mencari bentuk original kalender Jawa Asli. Bersamaan dengan itu, Patêmbayan Jawadipa juga tetap mengakui keberadaan kalender Syaka Jawa dan kalender Kêjawen (Jawa Islam). Patêmbayan Jawadipa juga tetap menggunakan keduanya sebagai bagian dari sosiokultural masyarakat Jawa. Bukan malah menjelek-jelekkan dan menyalah-nyalahkan. Satu sikap kurang bijak, sikap sekedar mencari sensasi sesaat yang tidak ada gunanya bagi peningkatan spiritualitas. Itu bagi pelaku spiritulitas yang benar.

Demikian, semoga bisa dipahami.
Sugêng Warsa Enggal Kêjawen 1 Sura 1959 Dal.
Nuwun.

KRT. Sastrasasangka (Ki Ajar Jawadipa)

Visited 115 times, 1 visit(s) today
Share

Last modified: 10 Juni 2025