Dok. Kriya Yoga Nusantara.
EKAWINGSATI MANTRA
(DUA PULUH SATU MANTRA BHAGAWATI TARA)
Bhagawati Taradewi bukanlah sosok di luar diri. Dia adalah bagian dari batin kita sendiri. Dia adalah sumber keajaiban semesta. Yang tidak terpisahkan dari diri manusia itu sendiri. Sejatinya ketika menghaturkan puja ke luar, maka sesungguhnya dia tertuju ke dalam diri. Sumber keajaiban itulah Bhagawati Taradewi.
Ada tiga bentuk disiplin spiritual dalam ajaran Jawa Asli yaitu MANÊMBAH, MAMUJA dan MANÊKUNG. MANÊMBAH adalah lelaku menyembah entitas di luar diri. MAMUJA adalah lelaku melambungkan puja ke dalam bagian bathin kita sendiri. MANÊKUNG adalah lelaku tidak menyembah entitas di luar diri atau melambungkan puja ke bagian bathin kita sendiri. Puja Bhagawati Taradewi adalah bagian dari MAMUJA dan sejatinya berasal dari Nusantara Asli.
Bersila menghadap timur, asana (postur) bebas, tangan di atas lutut. Pejamkan mata. Lakukan pranayama (menarik dan mengeluarkan nafas dengan tenang) sekitar 1-2 menit. Tenangkan pikiran dan hati. Isi dengan rasa syukur yang mendalam. Setelah tenang mulai baca :
(Bersembah di atas ubun-ubun)
Hong Awigênamastu namah hayu.
Hong Namo Buddhaya. Hong sembahning hulun ring Bhatari Tara, sembah ring TARE prawiratama, angilangakên siku dhandha kalayan TUTARE. Sung waranugraha bagya mulya kalayan TURE. Sembahning hulun ring SWAHA sarwa aksara.
Terjemahan :
“Hong, aku bersujud dihadapan Yang Mulia Dewi Sang Pembebas, Hormat kepada TARE, Sang Dewi Pemberani, Sang Dewi yang mengenyahkan semua ketakutan dengan TUTARE, dan memenuhi semua harapan dengan TURE, aku bersujud dengan penuh hormat dihadapan SWAHA dan semua aksara.”
(Sembah diturunkan tangan di atas lutut atau bisa membaca catatan jika belum hafal).
01) Namas tāre ture wire kṣaṇair dyuti nibhêkṣaṇe, trailokya nātha waktrābja wikasat keśarödbhawe.
02) Namaḥ śata śaraccandra sampūrṇa paṭalānane, tārā sahasra nikara prahasat kiraṇöjjwale.
03) Namaḥ kanaka nīlābjapāṇi padma wibhūṣite, dāna wīrya tapaḥ śānti titikṣā dhyāna gocare.
04) Namas tathāgatöṣṇīṣa wijayānanta cāriṇi, aśeṣa pāramitā prāpta jina putra niṣewite.
05) Namas tuttāra hūmkāra pūritāśā digantare, saptaloka kramākrānti aśeṣākarṣaṇa kṣame.
06) Namaḥ śakrānala brahma marud wiśwêśwarārcite, bhūta wetāla gandharwa gaṇa yakṣa puraskṛte.
07) Namas traḍ iti phaṭ kāra para yantra pramardani, pratyālīḍha pada nyāse śikhi jwālākulêkṣaṇe.
08) Namas ture mahā ghore māra wīra wināśani, bhṛkuṭi kṛta waktrābja sarwa śatru niṣūdani.
09) Namas tri ratna mudrāngka hṛdyāngguli wibhūṣite, bhūṣitāśeṣa dik cakra nikara swa karākule.
10) Namaḥ pramuditā ṭopamuku ṭā kṣipta mālini, hasat prahasat tuttāre māra loka waśamkari.
11) Namaḥ samanta bhūpāla paṭalākarṣaṇa kṣame, calad bhṛkuṭi hūm kāra sarwāpada wimocani.
12) Namaḥ śikhaṇḍa khaṇḍêndu mukuṭābharaṇöjjwale, amitābha jaṭā bhāra bhāsure kiraṇa dhruwe.
13) Namaḥ kalpānta hutabhug jwālā mālāntara sthite, ālīḍa muditā bandha ripu cakra wināśani.
14) Namaḥ kara talāghāta caraṇāhata bhūtale, bhṛkuṭī kṛta hūmkāra sapta pātāla bhedini.
15) Namaḥ śiwe śubhe santé śanta nirwāṇa gocare, swāhā praṇawa samyukte mahā pātaka nāśani.
16) Namaḥ pramuditābandha ripu gātra prabhedini, daśākṣara pada nyāse widyā hūmkāra dīpite.
17) Namas ture padāghāta hūm kārākāra bījite, meru mandara kailāsa bhuwana traya cālini.
18) Namaḥ sura sarākāra hariṇāngkakara sthite, tāra dwirukta phaṭkāra aśeṣa wiṣa nāśani.
19) Namaḥ sura gaṇādhyakṣa sura kimnara sewite, ābhanda muditābhoga kali duḥswapna nāśani.
20) Namaś candrārka sampūrṇa nayana dyuti bhāsure, hara dwirukta tuttāre wiṣama jwara nāśani.
21) Namaś tri tattwa winyāsa Śiwa Śakti samanwite, grahe wetāla yakṣaugha nāśani praware ture.
Terjemahan :
1. Hormat kepada Tara yang cepat tanpa rasa gentar, dengan mata seperti halilintar, yang terlahir dari teratai didalam samudera air mata Awalokiteswara, pelindung tiga dunia.
2. Hormat kepada-Mu yang memiliki wajah seperti kumpulan seratus bulan (purnama) di musim gugur dan memancarkan cahaya yang sangat terang (seperti cahaya) dari seribu gugusan bintang.
3. Hormat kepada-Mu yang lahir dari teratai biru keemasan, tangan dihiasi dengan bunga-bunga teratai esensi dari keenam paramita (kemurahan hati, etika, kesabaran, upaya yang bersemangat, konsentrasi dan kebijaksanaan).
4. Hormat kepda-Mu yang memahkotai semua Buddha, yang tindakan-Nya menundukkan tanpa batas, yang jugamenjadi tumpuan para Bodhisatwa yang telah merealisasikan keenam paramita.
5. Hormat kepada-Mu yang (dengan mantram-MU) TUTARE dan HUM, memenuhi semua alam keinginan, bentuk dan ruang. Engkau menginjak tujuh dunia dibawah kaki-Mu dan memiliki kekuatan untuk menaklukkan semua kekuasaan.
6. Hormat kepada-Mu yang dipuja oleh Indra, Agni, Brahma, Bayu, dan Ishwara yang dipuji dengan nyanyian oleh para setan, zombie, pemakan wewangian (gandharwa), dan yaksa.
7. Hormat kepada-Mu yang (dengan mantram-Mu) TRE dan PE, menghancurkan roda magis eksternal, kaki kanan ditekuk dan kaki kiri dijulurkan; Engkau memancarkan cahaya api yang berkobar-kobar.
8. Hormat kepada-Mu yang (dengan mantram-Mu) TURE menghancurkan ketakutan yang luar biasa, para setan yang mengerikan dengan kerutan kemarahan pada wajah teratai-Mu, engkau menghancurkan segala musuh tanpa kecuali.
9. Hormat kepada-Mu yang dengan indah dihiasi dengan mudra tiga permata di hati, cakra-Mu bersinar ke segala penjuru dengan sekumpulan cahaya yang berputar.
10. Hormat kepada-Mu yang bersinar dengan penuh sukacita, dengan mahkota yang memancarkan serangkaian cahaya, Engkau, dengan tawa TUTARE-Mu menaklukkan setan-setan dan raja-raja dunia.
11. Hormat kepada-Mu yang meimiliki kekuatan untuk memanggilkumpulan para pelindung setempat, Kerutan (diwajah-Mu) yang menakutkan dan memancarkan HUM. Engkau membawa kebebasan dari segala kemiskinan.
12. Hormat kepada-Mu yang memiliki mahkota bulan sabit. Semua perhiasan-Mu memncarkan cahaya yang sangat terang dengan ikatan rambut-Mu, Amitabha memncarkan sinar cahaya abadi yang agung.
13. Hormat kepada-Mu yang berdiam dalam lingkaran kobaran api. Seperti api pada akhir jaman. Kaki kanan-Mu dijulurkan dan kaki kiri-Mu ditekuk ke dalam kegembiraan mengelilingi-Mu yang telah menaklukkan para musuh.
14. Hormat kepda-Mu dengan kaki yang menghentakkan bumi dan telapak tangan yang memukul bumi di samping-Mu dengan tatapan kemurkaan dan suku kata HUM. Engkau menaklukkan semua mahluk dalam tujuh tahapan.
15. Hormat kepda-Mu yang menjadi obyek praktik, kedamaian Nirwana. Yang sempurna yang diberkahi dengan SOHA dan OM. Mengatasi semua kejahatan berat.
16. Hormat kepda-Mu dengan rombongan yang bersuka cita. Engkau sungguh menaklukkan seluruh bentuk perwujudan musuh. Mantram sepuluh suku kata menghiasi hati-Mu dan pengetahuan HUNG-Mu memberikan pembebasan.
17. Hormat kepda TURE dengan kaki yang menghentak, yang mana esensinya adalah bija aksara HUNG. Engkau menyebabkan Gunung Meru, Mandara dan Windya dan ketiga duniabergetar dan bergoyang.
18. Hormat kepda-Mu yang ada di dalam tangan-Mu menggenggam sebuah bulan sepeti danau surgwai, Katakan Tara dua kali dan suku kata PE. Engkau melenyapkan semua racun tanpa kecuali.
19. Hormat kepda-Mu, Rajanya para Dewa, tumpuan para Dewa dan Manusia, atau lainnya. JubahMu memancarkan sukacita untuk semua mahluk. Engkau juga menghalau konflik dan mimpi buruk.
20. Hormat kepda-Mu, bermata (seperti) matahari dan bulan memancarkan cahaya murni yang cemerlang, mengucapkan HARA dua kali dan TUTARE. Menghalau wabah penyakit yang sangat menakutkan.
21. Hormat kepda-Mu, yang dihiasi dengan tiga sifat secara sempurna diberkahi dengan kekuatan damai. Engkau menghancurkan setan, zombie dan yaksha. Oh TURE, yang paling mulia dan agung.
(Bersembah di atas ubun-ubun).
Pangaksama hulun ring talampakanira Bhatari Tara Dewi. Hong Namo Buddhaya.
(Selesai).
Lakukan selama 3 tahun penuh di waktu yang sama (Jika pagi hari lakukan pada waktu pagi, sore lakukan pada waktu sore kalau malam lakukan pada waktu malam). Segala permasalahan hidup Anda akan musnah dan segala keinginan Anda akan datang menyata. Besar kecilnya impian yang terwujud sesuai dengan buah karma baik Anda. Oleh karenanya selama 3 tahun perbanyak berbuat amal dan hindari membunuh kalau tidak sangat terpaksa.
Mantra ini masuk dalam kategori umum dan bisa diamalkan oleh siapa saja. Untuk mantra khusus harus berikrar menjalankan ajaran Buddha Tantra dalam bimbingan seorang Guru yang berkompeten. Walau ini mantra umum, lakukan ijin kepada saya jika hendak mengamalkan sebab dasar utama untuk mengamalkan adalah kerendahan hati dan kejujuran, bukan gengsi, kepongahan dan mencuri-curi ajaran.
Semoga dengan penyebaran Ekawingsati Mantra Bhagawati Tara akan berbuah karma baik melimpah ruah bagi saya dan keluarga saya serta bagi yang mengamalkan.
TANYA JAWAB TENTANG BHAGAWATI TARADEWI
1. Cantrik :
Apa hubungan Dewi Tara dengan Ratu Kidul?
Ki Ajar :
Dewi Tara itu simbol dari mukjijat, keajaiban, sakti dari Sanghyang Urip. Bukan dewa yang ada di luar sana. Dewi Tara bukan Ratu Kidul. Dewi Tara itu fenomena bathin manusia. Keterhubunganya Ratu Kidul itu pejalan spiritual yang memfokuskan menjalani Sadhana Tara. Beliau kerap datang di Candi Kalasan.
2. Cantrik :
Saya bermimpi melihat cahaya kuning dan sosok Dewi Tara, apa maknanya?
Ki Ajar :
Warna kuning simbol pikiran, kekayaan dan seksualitas. Artinya njenengan perlu menjalani Sadhana berbau Dewi Tara untuk mendukung kemakmuran. Tunggu petunjuk selanjutnya. Bencana dahsyat yang sanggup menenggelamkan daratan besar tentu saja susah untuk ditemukan bukti-bukti fisik. Tapi seiring berjalannya waktu, peninggalan-peninggalan tersebut akan muncul ke permukaan. Salah satunya Gunung Padang.
Warisan tertulis terselamatkan ke luar wilayah Nusantara, menyebar ke daratan Asia, bahkan mempengaruhi sistem kepercayaan lokal di berbagai tempat. Apa yg disebut Tantrayana sebenarnya berasal dari Nusantara.
Ada semacam perebutan hegemoni pusat spiritualitas. Karena keuntungannya besar bagi tempat yang dipandang tanah pusat spiritual. Sriwijaya mengembangkan spiritualitas Purba Nusantara. Dan itu membuat penguasa India cemburu. Apa yang dikenal dengan Buddha Tantra sebenarnya ajaran asli Nusantara. Salah satu Danghyang/Mahawiku agung adalah Danghyang Dharmakirti. Seorang bangsawan Sriwijaya. Muridnya bernama Atisha, dari India, membawa ajaran asli Nusantara ini ke Tibet dan masih berkembang di sana hingga sekarang. Makanya, silakan lacak ajaran Tantra Buddha di India, Anda tidak akan menemukan sumbernya secara jelas. Di India yang bisa didapatkan adalah ajaran Buddha Sakyamuni, sedangkan Buddha Tantra tidak ditemukan dari mana asalnya. Isi kedua ajaran tidak ada kesesuaian. Oleh karenanya pengikut Buddha Sakyamuni (Therawada) dan Buddha Tantra sering tidak sejalan sampai sekarang. Buddha Tantra sebenarnya diadopsi dari ajaran Nusantara Purba. Ini khusus Cantrik Jawadipa. Sementara jangan disebarkan keluar.
Masih tersimpan dalam lapisan eteric, tersimpan pula pada DNA keturunan Ataladwipa asli. Orang Tibet menyebut Therma (Ajaran yang tersimpan di alam gaib), Jawa menyebut Tulis Tanpa Papan. Therma2 ini akan muncul di saat yang tepat ketika seseorang berhasil mendownloadnya lewat kedalaman meditasi/manekung. Atau dibawakan/dibantu oleh Hyang (Dewa) dan menyerahkannya kepada seseorang pilihan. Masalahnya, orang Nusantara banyak yang belum mengenal meditasi/manekung. Masih berkutat pada ritual fisik dari Atas Angin. Sehingga therma2 semacam ini sulit diakses.
Nah, berbicara Ratu Kidul, maka tidak bisa dilepaskan dari ajaran asli Nusantara tersebut. Ratu Kidul adalah sosok pengamal ajaran asli Nusantara yang memfokuskan diri melatih memuncukkan daya kekuatan Feminin Ilahi Yang Dahsyat. Daya Sanghyang Kalumpang. Daya Sanghyang Ibuntajati. Sekarang dikenali sebagai Sanghyang Bhatari Tara oleh penganut Tantra Tibet.
Sanghyang Kalumpang adalah unsur Ilahiah Feminin Sanghyang Urip. Sanghyang Halu adalah unsur Ilahiah Maskulin Sanghyang Urip. Sekarang dikenal dalam wujud Alu dan Lumpang dalam masyarakat tradisional Jawa.
3. Cantrik :
Apa perbedaan Therawada dan Tantrayana?
Ki Ajar :
Banyak perbedaan. Yang jelas Therawada mengikuti ajaran Sidharta Gautama, Buddha masa sekarang. Tujuan tertingginya adalah Nibbana, usaha pembebasan hanya bisa dilakukan oleh diri sendiri. Tidak bisa dibantu siapapun, dan tidak ada usaha untuk menolong orang lain. Kitab suci berbahasa Pali.
Tantrayana mengikuti ajaran Buddha Semesta (Panca Dhyani Buddha), terutama Buddha Amitabha, Awalokiteswara dan Tara. Usaha pembebasan bisa melalui pertolongan Para Buddha dan Bodhisattwa. Tujuan tertinggi adalah Nirwana. Ada usaha menolong makhluk lain untuk mentas dari samsara. Kitab suci berbahasa Sansekerta.
KRT. Sastrasasangka (Ki Ajar Jawadipa)
Terkait
Bhagawati Taradewi Ekawingsati Mantra Jawa Kuno Jawabuda
Last modified: 1 Juli 2025