Logo Patembayan Jawadipa

Written by 1:31 am Zoom Meeting Views: 18

Sanghyang Tantu Panggelaran (Bagian 1-2)

Sanghyang Tantu Panggelaran sebuah naskah klasik berbahasa Jawa Kawi yang memaparkan dibangunnya (mataruka) Tantu-Tantu yang ada di Jawa. Istilah yang dipakai untuk membangun adalah ‘mataruka’. Kata tersebut berasal dari kata dasar ‘taruk’. Taruk sendiri artinya adalah menempatkan atau meletakkan. Dengan demikian maksud dari mataruka adalah menempatkan sesuatu atau meletakkan sesuatu pada tempat yang baru. Apakah yang diletakkan atau ditempatkan tersebut, segala ikrar tapa brata penyiksaan diri, diganti dengan jalan tapa yang lain, yaitu tapa dengan mencecap kenikmatan duniawi di bawah bimbingan seorang guru, seorang ajar yang berkompeten. Dan tempat suci atau Tantu yang dibangun (Taruka) merupakan tempat untuk melakoni Taruk itu sendiri.

Taruk adalah lelaku spiritual dengan ciri terjun mencicipi kenikmatan duniawi sebagai kebalikan dari lelaku spiritual yang menolak kenikmatan duniawi, yang disebut Tarak. Tarak dan Taruk adalah dualitas dalam berspiritual. Sosok Ki Ajar Gagang Aking dan Ki Ajar Bubuksah menjadi contoh dilematis dari dualitas jalan spiritual Tarak dan Taruk tersebut. Ki Ajar Gagang Aking menjalani lelaku Tarak sedangkan Ki Ajar Bubuksah menjalani laku Taruk.

Berikut Cuplikan Zoom Meeting Sanghyang Tantu Panggelaran (Tergelarnya Jejaring Tantra Nusantara) Bagian ke-2.

Visited 18 times, 1 visit(s) today
Share

Last modified: 15 Juni 2025