Serat Darmagandhul (Bagian 1-7)

Serat Darmagandhul menuturkan penyerangan Demak ke Majapahit yang mengakibatkan runtuhnya kerajaan besar yang pernah berkuasa atas Nusantara pada masa lalu. Motif utama penyerangan Demak tentu saja didasari oleh kepentingan politik dan ekonomi. Namun motif keyakinan juga tidak bisa dikesampingkan. Penyerangan Demak yang menjadi pangkal kehancuran Majapahit ini terus menjadi kotroversi sampai sekarang. Banyak pihak yang menyangkal dan menolak tragedi menyedihkan tersebut, menolak narasi bahwa Demak sebagai penyebab keruntuhan.  Sebuah tragedi besar sebagai pangkal kemunduran Jawa dan Nusantara.

Seiring runtuhnya Majapahit pada 1478, kedaulatan Jawa dan Nusantara tergadaikan. Dulu, sebelum tragedi itu terjadi, Jawa dan Nusantara menjadi tuan rumah dan majikan atas tanah sendiri. Berdaulat penuh. Namun setelah tragedi terjadi, Jawa dan Nusantara mulai kehilangan kedaulatannya. Tangan-tangan asing, terutama Tiongkok Ming dan Kekhalifahan Turki Utsmani, membayang-bayangi dan diduga menjadi penyokong di belakang Demak. Demak menjadi pion terdepan, dan ternyata berhasil meruntuhkan Majapahit. Sirna Ilang Kertaning Bumi (Sirna hilang kedaulatan bumi), itu berlaku sampai hari ini.

Sêrat Darmagandhul adalah naskah Jawa Anyar yang dipandang memantik kontroversi. Sebenarnya materi yang diusung Sêrat Darmagandhul sudah pernah diangkat oleh naskah-naskah yang lebih kuno, semisal Babad Tanah Jawi, Sêrat Kandha, dsb. Yaitu naskah yang masuk dalam kategori babad. Namun ternyata, Sêrat Darmagandhul yang sekedar mengulang informasi lama dari sekian banyak babad, terutama penyerangan Dêmak ke Majapahit, terkena tudingan miring sebagai naskah yang provokatif dan pemecah-belah. Benarkah demikian? Mari kita kaji Sêrat Darmagandhul bersama-sama. Kita ulas bait per bait dari teks asli berbahasa Jawa dari naskah ini sehingga kita tahu dimana letak kesalahan, atau kesalah pahaman kepada Sêrat Darmagandhul. Kita ulas bersama Ki Ajar Jawadipa.