Dok. Progress PJD.
Pupuh Sinom
- Padha sira ngelingana / carita ing nguni-nguni / kang kocap ing sêrat babad / babad nagri Majapahit / nalika duk-ing nguni / sang-a Brawijaya Prabu / pan samya pêpanggihan / kaliyan Njêng Sunan Kali / Sabda Palon Naya Genggong rencangira.
Ingatlah kalian semua / terkait kisah masa lalu / yang tercantum dalam babad / babad negara Majapahit/ pada waktu itu / Sang Prabu Brawijaya / tengah bertemu / dengan Kangjêng Sunan Kalijaga / ditemani Sabda Palon Naya Genggong yang menemani.
- Sang-a Prabu Brawijaya / sabdanira arum manis / nuntun dhatêng punakawan / Sabda Palon paran karsi / jênêngsun sapuniki / wus ngrasuk agama Rasul / heh ta kakang manira / meluwa agama suci / luwih bêcik iki agama kang mulya.
Sang Prabu Brawijaya / bersabda lemah lembut / mengharapkan kepada kedua punakawannya / Sabda Palon bagaimana maumu? / Diriku sekarang / sudah memeluk Agama Rasul / wahai kalian Kakang berdua / ikutlah memeluk agama suci / agama yang lebih baik dan ini adalah agama yang sangat mulia.
- Sabda palon matur sugal / Yen kawula botên arsi / ngrasuka agama Islam / wit kula puniki yêkti/ Ratuning Danghyang Jawi / momong marang anak putu / sagung kang para nata / kang jumênêng tanah Jawi / wus pinasthi sayêkti kula pisahan.
Sabda Palon berhatur keras / Hamba tidak memerlukan / untuk memeluk agama Islam / sebab hamba ini sesungguhnya / Raja Danghyang Tanah Jawa / memomong anak cucu (yang beraneka ragam agama) / semua para raja / yang memerintah di tanah Jawa (yang juga bermacam agamanya) / sudah menjadi kepastian bahwa hamba harus berpisah.
- Klawan Paduka Sang Nata / wangsul maring sunyaruri / mung kula matur petungna / ing benjang sakpungkur mami / yen wus prapta kang wanci / jangkêp gangsal atus taun / wit ing dintên punika / kula gantos kang agami / Gama Budi kula sêbar tanah Jawa.
Dengan Paduka Sang Raja / kembali ke Sunyaruri / hanya saya menghaturkan pesan agar Paduka menghitung / kelak sepeninggal hamba / apabila sudah datang waktunya / genap lima ratus tahun / mulai hari ini / akan saya ganti agama / Agama Budi kembali akan saya sebarkan di tanah Jawa.
- Sintên tan purun nganggeya / yêkti kula rusak sami / sun sajekkên putu kula / brêkasakan rupi-rupi / dereng lêga kang ati / yen durung lêbur atêmpur / kula damêl pratandha / pratandha têmbayan mami / Ardi Mrapi yen wus njêblug mili lahar.
Siapa saja yang tidak mau mengenakan / akan saya rusak / akan saya sajikan kepada cucu saya / makhluk halus (unsur negatif alam) berwarna-warni / belum puas hati hamba / manakala belum hancur lebur / saya akan membuat pertanda / pertanda sebagai janji saya / Gunung Merapi apabila sudah meletus mengeluarkan lahar.
- Ngidul ngilen purugira / ngganda bangêr ingkang warih / nggih punika wêkdal kula / wus nyêbar agama Budi / Mêrapi janji mami / anggêrêng jagat satuhu / karsanireng Jawata / sadaya gilir gumanti / botên kenging kalamunta kaowahan.
Ke arah selatan barat mengalirnya / berbau busuk air laharnya / itulah waktu bagi saya / sudah mulai menyebarkan Agama Budi / Merapi janji saya / menggelegar seluruh jagat / sudah kehendak Dewata / segalanya bergilir dan berganti / tidak mungkin diubah lagi.
- Sangêt-sangêting sengsara / kang tuwuh ing tanah Jawi / sinêngkalan tahunira / Lawon Sapta Ngêsthi Aji / upami nyabarang kali / prapteng têngah-têngahipun / kaline banjir bandhang / jêrone ngelebna jalmi / kathah sirna manungsa prapteng pralaya.
Sangat-sangat sengsara / yang hidup di tanah Jawa / sengkalan tahun kedatangannya/ Lawon Sapta Ngêsthi Aji (1978 Saka atau 2056 Masehi) / bagaikan menyeberangi sungai / ketika masih berada di tengah-tengah / banjir bandang datang tiba-tiba / kedalamannya bisa menenggelamkan manusia / banyak manusia sirna karena mati.
- Bêbaya ingkang tumêka / warata sa-tanah Jawi / ginawe Kang Paring Gêsang / tan kenging dipun singgahi / wit ing donya puniki / wontên ing sakwasanipun / sadaya pra Jawata / kinarya amêrtandhani / jagat iki yêkti ana kang akarya.
Bahaya yang datang / merata di seluruh tanah Jawa / diciptakan oleh Yang Memberi Hidup / Tidak bisa ditolak / Sebab di dunia ini / ada di bawah kekuasaan / semua para Dewata / sebagai bukti / jagat ini ada yang menciptakan.
- Warna-warna kang bêbaya / angrusakên tanah Jawi / sagung tiyang nambut karya / pamêdal boten nyêkapi / priyayi keh bêranti / sudagar tuna sadarmu / wong glidhik ora mingsra / wong tani ora nyukupi / pamêtune akeh sirna aneng wana.
Bermacam-macam marabahaya / membuat rusak tanah Jawa / semua yang bekerja / hasilnya tidak mencukupi / pejabat banyak yang lupa daratan / saudagar mengalami kerugian / yang berkelakuan jahat semakin banyak / yang bertani tidak menghasilkan apa-apa / pengeluarannya banyak terbuang percuma di hutan.
- Bumi ilang bêrkatira / ama kathah kang ndhatêngi / kayu kathah ingkang ilang / cinolong dening sujanmi / pan risaknya nglangkungi / karana rêbut rinêbut / risak tataning janma / yen dalu grimis keh maling / Yen rina-wa kathah têtiyang ambegal.
Bumi hilang berkahnya / banyak hama mendatangi / pepohonan banyak hilang / dicuri manusia / kerusakannya sangat parah / sebab saling rebut / rusak tatanan moral / apabila malam turun hujan banyak maling / ketika siang banyak pembegal.
- Heru hara sakeh janma / rêbutan ngupaya kasil / pan rusak anggêring praja / tan tahan pêrihing ati / katungka praptaneki / pagêblug ingkang linangkung / lêlara ngambra-ambara / waradin sak-tanah Jawi / enjing sakit sorenya sampun pralaya.
Huru-hara seluruh manusia / berebut mencari hidup / rusak tatanan negara / tidak tahan pedihnya hati / disusul kedatangan / pagêblug yang sangat mengerikan / penyakit berjangkit di mana-mana / merata di seluruh tanah Jawa / pagi sakit sorenya mati.
- Kêsandhung wohing pralaya / kasêlak banjir ngêmasi / udan barat salah mangsa / angin gung anggêgirisi / kayu gung brastha sami / tinêmpuhing angin agung / kathah rêbah amblasah / lepen-lepen samya banjir / lamun tinon pan kados samodra bêna.
Belum selesai wabah kematian / ditambah banjir bandang semakin menggenapi / hujan besar salah waktu / angin besar mengerikan / pepohonan besar bertumbangan / disapu angin badai / banyak yang roboh berserakan / sungai-sungai banyak yang banjir / apabila dilihat bagai lautan meluap.
- Alun minggah ing daratan / karya rusak têpis wiring / kang dumunung kering kanan / kajêng akeh ingkang keli / kang tumuwuh pinggir / samya kentir trusing laut / sela gêng sami brastha / kabalêbêg katut keli /gGumalundhung gumludhug suwaranira.
Ombak naik ke daratan / membuat rusaknya pesisir / yang berada di kiri kanannya / pohon banyak yang hanyut / yang tumbuh di pesisir / hanyut ke tengah lautan / bebatuan besar hancur berantakan / tersapu ikut hanyut / bergemuruh nyaring suaranya.
- Hardi agung-agung samya / huru-hara nggêgirisi / gumalêgêr swaranira / lahar wutah kanan kering / ambleber angêlêbi / nrajang wana lan desagung / manungsanya keh brastha / kêbo sapi samya gusis / sirna gêmpang tan wontên mangga puliha.
Gunung berapi semua/ huru-hara mengerikan / menggelegar suaranya / lahar tumpah ke kanan dan ke kiri / menenggelamkan / menerjang hutan dan perkotaan / manusia banyak yang mati / kerbau dan sapi habis / sirna hilang tak bisa dipulihkan lagi.
- Lindhu ping pitu sadina / karya sisahing sujanmi / sitinipun samya nêla / brêkasakan kang ngêlêsi / anyeret sagung janmi / manungsa pating galuruh / kathah kang nandhang roga / warna-warna ingkang sakit / awis waras akeh kang prapteng pralaya.
Gempa bumi sehari tujuh kali / membuat manusia ketakutan / tanah banyak yang retak-retak / makhluk halus (unsur negatif alam) yang menghabisi / menyeret semua manusia / manusia menjerit-jerit / banyak yang terkena penyakit / bermacam-macam sakitnya / jarang yang bisa sembuh malahan banyak yang menemui kematian.
- Sabda Palon nulya mukswa / sakêdhap botên kaeksi / wangsul ing jaman limunan / langkung ngungun Sri Bupati / njêgrêg tan bisa angling / ing manah langkung gêgêtun / kêduwung lêpatira / mupus karsaning Dewadi / kodrat iku sayêkti tan kêna owah.
Sabda Palon kemudian menghilang / sekejap mata tidak terlihat / kembali ke alam tak terlihat / sangat keheranan Sang Prabu / terpaku tidak bisa berkata-kata / dalam hati merasa menyesal / merasa telah berbuat salah / akhirnya hanya bisa berserah kepada Adi Dewa / kepastian itu sungguh tak bisa diubah lagi.
Diterjemahkan oleh
Ki Ajar Jawadipa
30 Juli2021
Terkait
Hindu Buddha Jangka Sabda Palon Jawa Kuno Jawabuda Jawadipa Kapitayan Pupuh Sinom Ramalan Sabda Palon Ramalan Serat Sabda Palon Sabda Palon Sabda Palon Naya Genggong Semar Serat Sabda Palon Siwa Buddha
Last modified: 27 September 2024